Archive for 29 June 2008

Masakan Khas Melayu Sambas, Tanak Lade

Melayu, memang identik dengan khasanah budaya yang beragam dan tradisional. Tak terkecuali soal masakannya. Sebut saja, sambal lado, bubur pedas, bubur sumsum, sayur keladi dan berbagai masakan lainnya.
Demikian pun melayu sambas- menyimpan khasanah masakan khas yang tak kalah enak dan mak nyos -meminjam kata kuliner kawakan Pak Bondan Winarno di sebuah siaran televisi nasional. Kali ini saya persembahkan masakan tanak lade.

Baiklah, ini sebenarnya masih kelanjutan dari wisata pasar beringin sebelumnya, aku dan istri membeli ikan kecil, ikan kerisi begitu biasa kami menyebutnya. Kami berencana membawa pulang dan akan membuat masakan khas tadi, yang sebenarnya sudah lama tidak kami rasakan lagi.
Apa itu tanak lade?  Tanak bisa diartikan masakan, memasak. Sedangkan lade, adalah rempah yang kita sering sebut lada. Namun untuk keperluan ini kita menggunakan lada hitam, lada yang berwarna hitam karena berasal dari lada hijau yang dikeringkan sehingga menjadi hitam.

Selanjutnya lada hitam (kira-kira segenggam) tadi dihaluskan terlebih dahulu, kemudian ditambah bumbu lain seperti bawang merah (2 siung), bawang putih (2 siung), jahe (seiris), kunyit (satu centi), lengkuas (seibu jari), garam (secukupnya) dan bumbu penyedap (secukupnya) kemudian dihaluskan lagi.
Siapkan penggorengan dan masukkan sedikit minyak goreng, setelah agak panas masukkan bumbu yang telah dihaluskan tadi sambil diaduk pelan sampai tercium bau harum, lalu masukkan sebatang serei yang telah dimemarkan dan ikan kerisi yang telah dibersihkan. Kemudian tambahkan sedikit air.  Tunggu dan sambil diaduk pelan hingga mendidih dan tercium aroma khas tanak lade.

Masakan ini enak disantap saat masih panas sebagai lauk pauk makan nasi putih pada siang atau malam hari. Masakan ini juga sering dipakai sebagai lauk bagi seorang ibu yang baru melahirkan, namun biasanya tanpa ikan hanya lada hitam dan dibuat sedemikian hingga tampak tanpa air atau kering.

Mau mencoba memasak dan mencicipi? segera ke pasar dan cari bahan-bahannya.

29 June 2008 at 6:16 pm 13 comments

Wisata Pasar Beringin Singkawang

Ketika aku pulang ke Singkawang dalam kesempatan yang sangat langka minggu yang lalu, aku bersama istriku pagi-pagi sudah berangkat ke pasar tradisional kota kelahiranku, Pasar Beringin Singkawang. Masih seperti biasa, Pasar Beringin -walau terlihat semrawut, disana-sini terlihat pedagang menggelar jualannya kurang rapi- menawarkan berbagai kebutuhan sehari-hari rumah tangga, mulai sayur mayur, bumbu-bumbu, ikan-ikan segar dari laut maupun sungai, daging, ayam potong. Bahkan di kompleks pasar ini pun ada yang menjual pakaian juga emas.

Apa yang menarik jika kita ke Pasar Beringin? Teringat aku di waktu masih kecil dahulu, masih duduk di bangku SD, jika kesini aku selalu meminta kepada ibu atau kakak yang mengajakku untuk minta dibelikan es parut. Es parut adalah batang es yang sengaja di parut menggunakan ‘parutan’ tentunya sehingga es diserut menjadi halus, kemudian dengan berbagai tambahan sebagai campuran seperti kacang hijau, kacang tanah, cincau, cendol dan agar-agar ditambah air gula sebagai pemanis. Wuiiih….nikmatnya.

Itu dulu, namun kali ini aku hanya menemukan si penjualnya saja, seorang warga etnis tionghoa yang saat ini sedang berjualan cincau kaleng susu. Wajahnya masih sangat mudah ku kenali, tak banyak berubah, bahkan terkesan awet muda, karena usianya kurasa sudah melebihi angka 60. “Tak bisa bersaing dengan es modern be pak, yo yang di muke ye?” tuturnya dengan bahasa sambas logat etnis tionghoa. Sayang sampai saat ini aku tidak tau siapa namanya. Mudah-mudahan jualan cincaunya maju ya pak.

Kembali ke Pasar Beringin, kini apa yang ada dibenak pengunjung pasar jika ke sini? Setidaknya bagiku yang sudah sangat jauh dari sini. Yang paling ku cari adalah ikan teri kering, belacan sedau, udang ebi sungai, dan ikan tongkol kering. Semua akan menjadi oleh-oleh buat dibawa pulang.
Selain itu apalagi yang menarik di sini? Jangan lupa beli tahu, yang terkenal empuk dan tidak asam. Buat orang yang ingin merasakan lauk pauk kampung, peda merah dari udang halus atau disebut juga cincalok bisa menjadi pilhan juga.

Jangan lewatkan untuk ke sisi sungai, tempat pasar ikan digelar. Lihat dan belilah ikan-ikan segar yang baru dinaikkan dari perahu motor para nelayan. Sotong, udang, tongkol, kakap merah, parang-parang, bawal, tamban, celang mate, teri basah, malong, dan ikan kecil lainnya seperti kerisi.
Disisi sungai juga ebelah pasar ikan, ada kamar daging. Daging yang segar, baru dipotong subuh tadi. Wisata pasar ini sungguh menakjubkan! Dijamin kelelahan anda karena berkeliling tak terasa akan hilang meresap saat langkah-langkah kaki dan sepasang mata anda melihat ke setiap sudut Pasar Beringin ini.

Kompleks Pasar Beringin memang tidak terlalu luas, namun jenis dagangan dan bahan kebutuhan bertumpuk ruah disini, seolah cukuplah kesini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tak khayal terminal induk Singkawang yang seyogyanya menjadi terminal yang bagus, karena tidak berada dekat dengan pusat kebutuhan warga Kota Singkawang dan sekitarnya, menjadi terbengkalai, tidak digunakan.

Bagaimana dengan kondisi pasar selanjutnya? Kami hanya bisa berharap, semoga ada perhatian khusus dan campur tangan pihak pemerintahan kota untuk mengembangkan pasar ini menjadi lebih baik dan modern tanpa harus menghilangkan berbagai keunikan dan kekhasan yang sudah tertanam dibenak para pengunjung, baik lokal maupun luar sana. Ayo Pemkot Singkawang, bise khan???

29 June 2008 at 7:45 am 3 comments


Penulis di Blog-ku

Arsip Tulisan

Kalender

June 2008
M T W T F S S
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30  

RSS Infokom

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

Blog Stats

  • 196,119 hits

Web Hosting Gratis

Free Website Hosting